
Salah satu jenis Kopi Indonesia adalah Kopi Robusta Sumatera Merangin. Bagaimana sejarah, lingkungan kopi, pengolahan dan karakteristik kopinya? Mari simak Cerita Kopi Indonesia tentang Kopi Robusta Sumatera Merangin
Sejarah Kopi Robusta Sumatera Merangin
Menurut Ketua Lembaga Adat Desa Tanjung Dalam Kecamatan Lembah Masurai, bahwa budidaya kopi sudah ada sejak tahun 1901 yang dinamakan kopi lokal atau belakangan dikenal dengan kopi Arabika. Kemudian tahun 1918—1950 budidaya kopi tersebut masuk ke Desa Tuo, Desa Nilo Dingin dan desa-desa lainnya di Kecamatan Lembah Masurai.
Kopi lokal untuk pertumbuhan batang sangat cepat, tapi untuk buah produksinya sangat jarang dan sangat sedikit, sehingga budidaya menanam pohon kopi pada saat itu sangat jarang dilakukan, namun masyarakat masih menanam beberapa pohon saja di lingkungan rumah. Karena produksi buah kopi sedikit, maka masyarakat memanfaatkan daun kopi untuk dikonsumsi, dikenal dengan teh “kaok”. Budaya minum kopi masyarakat menggunakan kopi lokal (teh kaok) masih ada namun hanya digunakan untuk suguhan ketika ada tamu yang berkunjung ke rumah masyarakat dan ketika ada kegiatan adat ataupun kegiatan besar di Desa.
Perkembangan Kopi Robusta adalah pada tahun 1990 yaitu dengan munculnya nama kopi Manak dan Cik Ari dari Provinsi Sumatera Selatan.Nama Cik Ari yang dikenal masyarakat atau disebut kopi Cik Ari, adalah orang yang pertama kali membudidayakan kopi jenis Robusta yang dibawa dari Sumatera Selatan dan diterapkan di lingkungan Kecamatan Lembah Masurai, akhirnya berkembang di Kabupaten Merangin dan sekitarnya.
Sebelum masuknya Kopi Robusta ke Kabupaten Merangin cara pemanenan kopi masih petik merah, dan dipanen 2 (dua) minggu sekali, namun setelah munculnya orang dari Sumatera Selatan membawa Kopi Robusta atau yang dikenal dengan kopi Cik Ari, proses pemanenan menjadi berubah yakni dengan memanen “serabutan”. Artinya masyarakat tidak selalu memanen dengan petik merah, tetapi buah hijau pun dipanen sehingga munculah nama yang dikenal dengan “kopi Asalan”.
Lingkungan Kopi Robusta Sumatera Merangin
Faktor Alam Kabupaten Merangin merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi, secara geografis terletak antara 101°32’39” -102°38’35” Bujur Timur dan 1°39’23” – 2°46’9” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 7.679 Km2 memiliki Sumber Daya Alam yang potensial terutama di subsektor perkebunan. Dengan kondisi lingkungan geografis dan didukung dengan sumber daya alam yang dimiliki seperti tanaman Kopi Robusta ini menjadikan citarasa Kopi Robusta Sumatera Merangin sebagai kopi terbaik di Indonesia. Wilayah tanaman Kopi Robusta tersebar di beberapa Kecamatan, yang terluas terdapat di Kecamatan Lembah Masurai, kemudian Jangkat Timur, dan disusul Kecamatan Jangkat. Faktor–faktor alam yang mempengaruhi budidaya, ciri khas dan kualitas mutu dari Kopi Robusta Sumatera Merangin antara lain meliputi: Iklim, Tanah dan Karakteristik Tanah.
Pengolahan Kopi Robusta Sumatera Merangin
Panen dan Pengolahan Pasca Panen
Cara Panen merupakan salah satu titik kritis yang mempengaruhi citarasa Kopi Robusta. Adapun cara panen yang dilakukan anggota MPIG Kopi Robusta MS’J’ adalah sebagai berikut :
- Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah yang berwarna merah, sehat, segar dan maksimal buah kuning yang terikut 5 %.
- Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada pagi hari sampai siang agar dapat segera diolah.
- Buah kopi yang sudah dipetik dikumpulkan dalam ember atau wadah lain yang telah disediakan.
- Buah kopi yang telah dipetik dikumpulkan dalam karung/baskom dan selanjutnya dibawa ke tempat pengolahan di masing-masing kelompok tani.
- MPIG Kopi Robusta MS’J’ dalam memproduksi Kopi Robusta Sumatera Merangin melakukan pengolahan melalui 2 cara yaitu Olah Basah (Wet Process) dan Olah Kering (Dry Process)
- Penyimpanan kopi Biji (Green Bean)Penyimpanan atau penggudangan bertujuan untuk menyimpan biji kopi beras yang telah disortasi dalam kondisi yang aman sebelum dipasarkan ke konsumen.
- Beberapa faktor penting pada penyimpanan biji kopi adalah kadar air, kelembaban relatif dan kebersihan gudang. Kadar air biji kopi yang dianjurkan adalah 12%.
- Kadar air biji kopi akan meningkat selama penyimpanan di dalam gudang. Untuk itu gudang penyimpanan biji kopi harus dilengkapi dengan sistem penyinaran dan sirkulasi udara yang baik.
- Selain itu karung digunakan untuk packing kopi harus dilapisi dengan plastik bening/grainpro di dalamya agar kadar air kopi tetap stabil 12%.
- Pengolahan Pasca Panen Hilir dibagi menjadi Kopi Sangrai (Roasted Coffee) dan Proses Produksi Kopi Bubuk
Karakteristik Kopi Robusta Sumatera Merangin
Citarasa Kopi Robusta Sumatera Merangin Kopi Robusta Sumatera Merangin mengacu pada metode uji citarasa yang dikembangkan oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA). Nilai skor terendah untuk hasil penilaian uji citarasa minimum 80 dan bebas dari cacat rasa (defect taste).
Kopi Biji (Green Bean) Kopi Robusta Sumatera Merangin baik yang diolah dengan proses natural, honey maupun fullwash termasuk kopi dengan profil citarasa specialty grade dengan nilai skor diatas 80, dan memiliki rasa yang kompleks (caramel, fruit, chocolate, durian, kedondong, gula merah (brown sugar), vanili, pedas (spicy) dan sedikit rasa anggur), memiliki aroma bunga (flowery), memiliki rasa pahit dan tingkat keasaman yang baik serta body yang kuat.
Sumber : Indikasi Geografis Kopi Indonesia