Setelah berkenalan dengan Kopi Gunung Tilu. Rasa Kopi melanjutkan perjalanan ke Kampung Kopi Malabar Pangalengan.
Menuju Kampung Kopi Malabar
Kampung kopi bernama Kopi Malabar Indonesia terletak di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Lokasinya cukup mudah diakses. Jalan masuk gang Kampung Kopi ini hanya cukup satu mobil dan hanya berjarak sekitar 500 meter dari jalan raya untuk sampai di Malabar Cafe Highland. Kafe ini tepat di ujung perkampungan dan langsung berhadapan dengan hamparan kebun teh dan kopi di kaki Gunung Malabar. Untuk lebih jelasnya kamu bisa mengkases sosial medianya disini.
Awal Mula Kopi Malabar
Kopi Malabar, adalah salah satu jenis kopi yang bisa dijumpai di daerah Gunung Malabar pada ketinggian hingga 1800 meter di atas permukaan laut. Kopi Malabar atau dikenal sebagai kopi Java Preanger ini telah ada sejak ratusan tahun yang lalu sejak zaman Belanda sekitar tahun 1725. Sejarahnya berawal dari perintah Walikota Amsterdam, Nicholas Witsen kepada komandan pasukan di Malabar, India yang bernama Adrian Van Ommen untuk membawa bibit kopi Arabika ke wilayah Nusantara. Belanda memilih Pangalengan Jawa barat, tepatnya di Desa Margamulya yang terletak pada 1400-1800 di atas permukaan laut sebagai lokasi budidaya kopi Arabika asal India, karena tanahnya subur.

Pendiri Kopi Malabar Indonesia, Supriatnadinuri atau biasa dikenal H Nuri, mengatakan bahwa ia mengelola 883 hektare lahan kopi dan bisa menghasilkan 150 ton kopi dalam setahun. Pengembangan kopi di Kaki Gunung Malabar ini sudah ada sejak tahun 2000, sedangkan kemasan Kopi Malabar Indonesia ini sudah ada sejak tahun 2009.
Kopi Luwak Malabar

Selain kopi arabika Malabar, Anda juga dapat menemukan kopi luwak malabar yang rasanya tidak kalah enak dan khas. Rasa kopi luwak yang lezat lebih mahal harganya, karena proses fermentasi sehingga menghasilkan kopi luwak malabar yang khas. Proses fermentasi kopi luwak Malabar dilakukan dalam saluran pencernaan hewan Luwak. Kemudian dikeluarkan dalam bentuk kotoran berbentuk gumpalan biji kopi bercampur lendir.
Biji kopi yang dikeluarkan dari perut hewan luwak dibersihkan dengan metode double washer. Warna kopi yang telah difermentasikan menjadi warna kuning dan beraroma khas yang berbeda dengan non fermentasi dan diproses seperti pengolahan biji kopi lainnya.
Kopi Luwak produksi Kopi Malabar kini tidak hanya dinikmati di Indonesia, bahkan sudah menjadi Komoditas yang dicari oleh pecinta kopi dunia. Malabar Cafe Highland pun kini menjadi Kantor Asosiasi Kopi Luwak Indonesia.
Karakteristik Kopi Malabar
Citarasa kopi Arabika Malabar unik dengan warna coklat gelap perpaduan rasa manis dan sedikit terasa rempah. Rasa asam yang muncul pada kopi Arabika Malabar berasal dari lokasi kopi tersebut tumbuh. Kopi arabika Malabar memiliki beragam rasa dari rasa coklat, madu hingga kopi rasa lemon. Kopi yang tumbuh di daerah dataran tinggi yang kaya mineral dan gunung berapi membuat kopi mempunyai tingkat keasaman tingkat tinggi. Kemudian biji kopi yang diolah secara basah juga berpengaruh terhadap rasa kopi hingga memiliki tingkat keasaman yang tinggi dibandingkan biji kopi kering

Selain rasa coklat, ada rasa lainnya yang lezat, yaitu varian madu, bahkan varian lemon juga bisa ditemukan di sini. Karakteristik Arabika Malabar berbeda-beda seperti rasa coklat, madu maupun rasa lemon tersebut terletak pada cara pengolahannya dari masa panen hingga menjadi bubuk siap saji.

Selain Kopi Malabar, kami pun mencoba sebuah menu unik yang baru kami temui di Kopi Malabar yakni Cascara. Cascara adalah seduhan kulit buah kopi dan sering kali diolah serta dikonsumsi sebagai teh herbal. Selain rasanya yang menyegarkan, cascara atau coffee cherry dikenal juga dengan aromanya yang khas. Cascara lahir dari alternatif limbah kopi saat prosesnya, apakah kulit kopi dibuang begitu saja, ataukah bisa dimanfaatkan lagi, dan akhirnya entah dengan inisiatif siapa, kulit kopi dijemur kembali dan diolah kembali maka jadilah cascara kopi, yaitu teh dari kopi.