Setelah berkenalan dengan Kopi Gunung Tilu dan perjalanan ke Kampung Kopi Malabar Pangalengan, sekarang Jelajah Rasa mencari cerita ke Kopi Gunung Puntang.
Kopi Gunung Puntang
Nama Kopi Gunung Puntang melambung saat transaksi kopi Indonesia digelar pada ajang Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016 di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dalam lelang, kopi asal perkebunan rakyat di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat itu dijual dengan nilai tertinggi.
Awal Mula Kopi Gunung Puntang
Konon, asal muasal tanaman kopi yang ada di Gunung Puntang sudah ada sejak 3 abad silam. Tepatnya pada zaman kolonial Belanda tahun 1700-an. Namun pohon-pohon kopi ini berada di pedalaman hutan Gunung Puntang. Yang kemudian diambil benihnya untuk ditanam sebagai tanaman budidaya warga Desa Campaka.
Awalnya Kopi Gunung Puntang diproduksi UMKM Rumah Kopi Palalangon yang dikelola oleh Ayi Sutedja di lembah Gunung Puntang dan dibantu oleh warga sekitar yang berprofesi sebagai petani, kelompok tani kopi yang bekerja sama dengan Ayi Sutedja.
Produksi kopi gunung puntang didirikan belum genap 15 tahun, berawal dengan pembukaan lahan di hutan gunung puntang dengan proses izin kepada Perhutani yang tidak lain saat itu kondisi hutan gunung puntang sangatlah memprihatinkan, bukan hanya membuka lahan untuk perkebunan kopi Ayi Sutedja pun membantu Perhutani untuk membenahi hutan gunung puntang dengan kebun kopi, karena menanam kopi yang bisa memperkuat struktur tanah. Jika struktur tanah kuat maka potensi longsor dan lainya mungkin akan berkurang dan saat ini budidaya kopi di Gunung Puntang yang dikelola oleh Ayi Sutedja sudah mencapai 8 Ha.
Cerita dari Klasik Beans Puntang : Sunda Hejo

Klasik Beans adalah koperasi petani kopi di Jawa Barat yang didirikan oleh Eko Purnomowidi bersama delapan orang temannya pada tahun 2008. Klasik Beans menaungi sekaligus menjadi mitra beberapa kelompok petani yang menanam berbagai Specialty Coffee dari Jawa Barat, salah satunya yang sedang naik daun di kancah perkopian internasional adalah kopi Gunung Puntang.
Awalnya Klasik Beans dibentuk untuk mengadvokasi para petani kopi, mulai dari penanaman, reboisasi, dan edukasi budidaya kopi. Klasik Beans juga lahir dari kegelisahan para petani kopi di Gunung Malabar yang ketika itu membeli bibit kopi dengan harga mahal. Dari sana Eko bersama teman-temannya tergerak mengajarkan para petani menanam dan mengolah kopi dengan baik, supaya lahir kopi berkualitas yang bisa meningkatkan taraf hidup mereka.


Ketika berkunjung kesana, kami seperti dibawa menuju sebuah dongeng bagaimana seharusnya manusia hidup berdampingan dengan alam. Seperti pesan yang selalu ingin dibawa oleh Klasik Beans, Pelestarian alam melalui budidaya kopi dan komitmen mengolah kopi sehat dan berkualitas. Dua hal inilah yang menjadi ruh dan penopang setiap gerak langkah Klasik Beans.
Klasik Beans saat ini sudah menjadi salah satu produsen kopi yang diperhitungkan di Tanah Air. Bukan hanya di Jawa Barat, Eko dkk juga sudah melakukan pendampingan di daerah lain, di Pulau Jawa, Bali, Sumatra dan Bali. Lebih dari 80% produk kopi para petani yang tergabung dalam koperasi yang dibentuk tahun 2011 itu sudah diekspor, Dengan menyeimbangkan lahan pertanian dengan alam, kini volume produksi ekspor terus meningkat.
Di Puntang sendiri ada kurang lebih 150 hektar luas kebun yang ditanami pohon kopi. Dan sekitar 50-100 ton bisa dihasilkan, dan hampir 50 persennya masuk ke Klasik Beans. Di Klasik Beans, proses pasca panennya sendiri ada beberapa yaitu Natural, Honey, Semi Wash, dan Full Wash.
Karakteristik Rasa Kopi Gunung Puntang
Kopi Puntang mempunyai rasa yang kuat jika melalui proses penggilingan manual. Karakteristiknya manis dan sedikit asam, sangat cocok dengan lidah orang Indonesia Tak hanya itu, Kopi Gunung Puntang memiliki rasa buah lokal, mirip rasa jambu biji, pisang, dan nangka. Kopi Gunung Puntang memiliki aroma yang unik. Kopi ini beraroma blueberry, floral,
jasmine, vanilla, dan lychee. Aroma jasmine ini yang termasuk langka. Sedangkan untuk sweet aftertaste yang menandakan bahwa kopi ini organik. Selain dari aroma dan cita rasa, pengolahan juga sangat diutamakan dan 80% kualitas ditentukan di pasca panen.

Kemarin, kami mencicipi kopi Aromanis Klasik Beans. Benar saja, kopi ini memiliki rasa yang unik. Aroma dan aftertastenya mencirikan rasa yang manis, sedikit ada rasa buah.