
Salah satu jenis Kopi Indonesia adalah Kopi Arabika Tapanuli Utara. Bagaimana sejarah, lingkungan kopi, pengolahan dan karakteristik kopinya? Mari simak Cerita Kopi Indonesia tentang Kopi Arabika Tapanuli Utara
Lingkungan Kopi Arabika Tapanuli Utara
Tanaman kopi arabika di Kabupaten Tapanuli Utara ditanam di 15 Kecamatan. Namun di 5 (lima) Kecamatan kopi arabika bukan menjadi komoditi utama, karena memang kondisi geografis dan ketinggian tanah diatas permukaan laut yang kurang memadai untuk produksi yang maksimal bagi kopi arabika. Kelima Kecamatan tersebut adalah :
- Kecamatan Pahae Julu
- Kecamatan Pahae Jae
- Kecamatan Simangumban
- Kecamatan Purba Tua
- Kecamatan Adiankoting
Sedangkan di 10 Kecamatan lainnya kopi arabika menjadi tanaman unggulan yang sangat mendongkrak perekonomian masyarakat dan menjadi andalan dalam mendongkrak kesejahteraan petani. Kecamatan penghasil kopi arabika di Kabupaten Tapanuli Utara yang berada di ketinggian dan tekstur tanah yang berbeda yang menghasilkan kopi dengan kualitas dan mutu yang tinggi. Kesepuluh kecamatan penghasil kopi arabika dengan mutu yang tinggi tersebut adalah :
- Kecamatan Siborongborong
- Kecamatan Pangaribuan
- Kecamatan Sipahutar
- Kecamatan Garoga
- Kecamatan Pagaran
- Kecamatan Parmonangan
- Kecamatan Sipoholon
- Kecamatan Siatas Barita
- Kecamatan Tarutung
- Kecamatan Muara
Lokasi tumbuh kopi arabika di 10 Kecamatan tersebut tersebar di 162 Desa dengan jumlah petani sekitar 22.877 orang dan luas areal lahan pertanaman kopi arabika sekitar 16.007,82 Ha.
Pengolahan dan Karakteristik Kopi Arabika Tapanuli Utara
Buah kopinya harus berasal dari buah kopi yang merah masak sempurna dari daerah pertanaman kopi arabika penghasil Kopi Arabika Tapanuli Utara di sepuluh Kecamatan dengan ketinggian diatas 900 mdpl, yang selanjutnya diolah dengan metode pengolahan Olah Basah Gerbus Basah (OBGB)
Metode pengolahan Olah Basah Gerbus Basah (OBGB) menjadi kopi kulit tanduk basah yang selanjutnya difermentasi selama sekitar 12 jam, lalu dicuci bersih dan dijemur selama beberapa jam atau satu hari hingga kadar dengan kadar air biji mencapai sekitar 35%-40%, kemudian kulit tanduk dikupas dan penjemuran biji dilanjutkan sampai mencapai kadar air sekitar 12%. Pengolahan diatas dilakukan oleh petani atau pedagang kopi anggota MPIG.
Buah merah masak sempurna yang diolah di luar daerah pertanaman Kopi Arabika Tapanuli Utara atau oleh bukan anggota MPIG, hasilnya tidak dapat digunakan untuk bahan baku dan tidak dapat dijual dengan memakai tanda Indikasi Geografis. Pengolahan Kopi Kulit Tanduk yang berasal dari daerah Pertanaman Kopi Arabika Tapanuli Utara menjadi kopi beras dan dikeringkan sampai memiliki kadar air sekitar 12% serta pengemasannya, hanya dapat dilakukan oleh anggota MPIG di wilayah pertanaman Kopi Arabika Tapanuli Utara.
Citarasa Kopi Arabika Tapanuli Utara memiliki aroma kayu manisnya sangat kuat. Sangat baik jika di-roasting dark untuk espresso karena aroma dan kekentalannya yang pekat
Sumber : Indikasi Geografis Kopi Indonesia